Selasa, 01 April 2014

5 Kontrak Kerjasama Operasi Migas di Blora diharapkan membawa Kesejahteraan

 Central Processing Plant (CPP) Gas Gundih salah satu KSO di Blora
BLORA. Hadirnya 5 ( lima) Kontrak Kerjasama Operasi (KSO) di beberapa lapangan Minyak dan Gas Bumi (Migas) di Wilayah Kerja Penambangan (WKP) di Kabupaten Blora, Jawa Tengah diharapkan mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Blora.
Humas Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lentera, Cepu, Kabupaten Blora, Eko Hari Purwanto, mengungkapkan, akan mengawal terus proses berjalannya KSO lapangan migas yang ada di Blora."Kita sudah terlalu lama hanya diberi harapa-harapan, sebagai daerah yang yang kaya akan potensi migas, namun masih minim merasakan imbas positifnya dalam pengelolaan potensi itu," ujarnya.

Eko menilai, yang paling menonjol adalah minimnya pendapatan dari sektor migas ini."Kehadiran 5 KSO baru, tentunya membuka harapan baru dalam menyongsong Blora sebagai daerah penghasil migas," imbuhnya.

Menurut Eko, sesuai pengalaman terdahulu, terutama kasus produksi di Blok Cepu jangan sampai terulang kembali. "Regulasi yang belum memihak ke Blora tentunya masih menyisakan pengalaman pahit perihal nol pendapatan dari dana bagi hasil migas Blok Cepu," tandasnya.

Di beberapa Blok yang di KSO, seperti di Blok Blora oleh PT Sele Raya Energi yang WKP-nya melintang di Bojonegoro dan Ngawi harus berpihak pada Blora. "Hal itu harus dibuktikan dengan pengeboran yang berada di mulut sumur yang ada di Blora. Jadi tragedi Blok Cepu tidak terulang di Blok Blora," ujar Eko.

Demikian pula, untuk lokasi potensi SDA gas di area Blok Gundih dengan telah beridirinya kilang pengolahan gas Central Processing Plant (CPP) di Desa Sumber harus dipercepat tahapan gas layak jualnya, sehingga Blora bisa langsung mendapatkan hitungan Dana Bagi Hasil (DBH) Gas yang terproduksi.

"Keterlambatan produksi itu juga sangat merugikan Kabupaten Blora," ungkapnya.

Terkait kelima KSO baru tersebut Eko kembali mengingatkan pentingnya keterlibatan warga lokal dalam operasinya."Secara otomatis ekonomi masyarakat sekitar juga bisa ikut terangkat," kata Eko.

Sementara itu, kelima KSO yang menjalin kemitraan dengan Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) sebagai pemegang penuh hak kepemilikan potensi migas itu adalah KSO Pertamina EP- Geo Cepu Indonesia (KSO PEP-CGI)  yang memiliki wilayah kerja di empat struktur migas di Blok Cepu, yaitu struktur Ledok, Semanggi, Nglobo, dan Kawengan.

Untuk  KSO Pertamina EP - Foster Trembes Petroleum mempunyai wilayah kerja di Lapangan Gabus, Cungkup, dan Trembes yang berada di wilayah Blora barat seperti Kecamatan Kunduran dan Jati.

Sedangkan Lapangan Banyubang yang ada di Kecamatan Jepon dan Bogorejo itu  KSO Banyubang dipegang oleh PT. Banyubang Patra Energi yang meruapakan anak perusahaan dari BUMD Blora.

Demikian pula, untuk lapangan di Blok Cepu lainnya seperti Lapangan Alasdara dan Kemuning yang berada di Kecamatan Jiken dan Jepon sudah resmi KSO dipegang oleh PT. Pertamina EP Cepu ADK. Terakhir adalah KSO di Blok Blora yang kawasan potensinya berada di Kecamatan Kedungtuban, Randublatung, dan Kradenan yang KSO nya di operatori oleh PT. Sele Raya Energi.

Saat ini, dari kelima KSO tersebut belum melakukan aktivitas proses eksplorasi dan produksi. Ada diantaranya yang sedang mengurus ijin pelaksanaan survey seismik pencarian potensi migasnya hingga menunggu ijin dari pemerintah pusat untuk melakukan pemboran lanjutan di titik sumur yang ada sebelumnya. (infoblora)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar