BLORA. Kementerian Energi Sumber
Daya Mineral (ESDM) menjadikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
komunal di Desa Nglebak, Kecamatan Kradenan, Blora, sebagai percontohan
nasional.
Karena itu, Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal
Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) kerap
merekomendasikan PLTS Nglebak sebagai lokasi studi banding bagi daerah
lain yang hendak belajar tentang pemanfaatan dan pengelolaan listrik
komunal di kawasan pelosok desa.
Sebagai buktinya, Blora
kedatangan tamu dari Dinas Pertambangan dan Energi Kota Palangkaraya,
Kalimantan Tengah. Mereka hendak melakukan studi banding pemanfaatan
PLTS komunal di Nglebak yang wilayahnya berbatasan langsung dengan
Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, tersebut.
Rombongan dari
Palangkaraya diterima Kepala Dinas ESDM Blora, H Setyo Edy, di ruang
rapat kantor Dinas ESDM. Usai mendapat penjelasan seperlunya, rombongan
pun melanjutkan perjalanan ke Desa Nglebak dengan didampingi sejumlah
pejabat dan staf Dinas ESDM Blora.
"Kepala Dinas Pertambangan dan Energi
Kota Palangkaraya beserta staf studi banding pengelolaan PLTS komunal
atau terpusat atas rekomendasi dirjen EBTKE kementerian ESDM. Tentu kami
sangat bangga," tandas H Setyo Edy, Selasa (26/11) kemarin.
PLTS Nglebak
dibangun dengan bantuan pemerintah pusat. Pengajuan proposal bantuan ke
pemerintah pusat dilakukan 2011. Setelah disetujui, PLTS itu dibangun
pada tahun 2012 dan tahun ini sudah berfungsi. Bantuan pusat tersebut
nilainya hampir Rp 2 miliar.
Sebanyak 100 kepala keluarga (KK) di
Dusun Nglebak, Desa Nglebak, Kecamatan Kradenan, Blora, kini bisa
memanfaatkan listrik dari PLTS itu. Sebelumnya Dusun Nglebak adalah
salah satu dari sekitar 40- an dusun di 15 kecamatan di Kabupaten Blora
yang warganya tidak menikmati aliran listrik. Kalaupun ada, listrik
tersebut berasal dari sumber listrik yang jaraknya cukup jauh dengan
penyambungan kabel kecil sehingga sangat berisiko.
Selain
digunakan untuk keperluan rumah tangga sehari, listrik yang dihasilkan
dari PLTS tersebut dipakai pula untuk menyinari jalan melalui lampu
penerangan jalan di 74 titik. Sehingga, dusun yang semula gelap gulita
tanpa listrik itu, kini terang benderang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar