Sabtu, 12 Februari 2011

SEJARAH KABUPATEN BLORA


Pada abad XVI Blora masuk ke dalam Pemerintahan Kadipaten Jipang, yang pada saat itu masih di bawah pemerintahan Demak. Adipati Jipang pada saat itu bernama Aryo Penangsang, yang lebih dikenal dengan nama Aria Jipang. Daerah Kekuasaannya meliputi : Pati, Lasem, Blora dan Jipang sendiri.  Akan tetapi setelah jaka Tingkir (Hadiwijaya) mewarisi tahta Demak, pusat pemerinthan di pindahkan ke Pajang. Dengan demikian Blora masuk Kerajaan Pajang.

            Kerajaan Pajang tidak lama memerintah, karena direbut oleh Kerajaan Mataram yang berpusat di Kotagede Yogyakarta. Blora termasuk wilayah Mataram bagian timur atau daerah Bang Wetan. Pada masa Pemerintahan Paku Buwana I (1704-1719) daerah Blora diberikan kepada putranya yang bernama Pangeran Blitar dan diberi gelar Adipati. Luas Blora pada saat itu 3.000 karya (1 karya=3/4 hektar). Pada tahun 1719-1727 Kerajaan mataram dipimpin oleh Amangkurat IV sehingga sejak saat itu Blora berada di bawah pemerintahan Amangkurat IV.

           Pada saat Mataram di bawah Pakubuwana II (1727-1749) terjadi pembrontakan yang dipimpin oleh Mangkubumi dan Mas sahid, Mangkubumi berhasil menguasai Sukawati, Grobogan, Demak, Blora, dan Yogyakarta. Akhirnya Mangkubumi diangkat oleh rakyatnya menjadi raja di Yogyakarta.

          Berita dari Babad Giyanti dan Serat Kuntharatama menyatakan bahwa Mangkubumi menjadi raja pada tanggal 1 Sura tahun Alib 1675, atau 11 Desember 1749. Bersamaan dengan diangkatnya Mangkubumi menjadi raja, maka diangkat pula para pejabat yang lain, diantaranya adalah pemimpin prajurit Mangkubumen, yaitu Wilatikta menjadi Bupati Blora.

           Sesuai dengan Perjanjian Gianti, tahun 1755, yang dikenal dengan nama Palihan Negeri, yang berisi Mataram dibagi menjadi dua kerajaan, yaitu Kerajaan Surakarta di bawah Pakubuwana III, dan Keraton Yogyakarta di bawah Sri Sultan Hamengkubuwono I.  Didalam palihan negeri itu Blora menjadi Wilayah kasunanan, sebagai bagian dari daerah Mancanegara Timur, Kasunanan surakarta. Akan tetapi, Bupati Blora Wilatikta tidak setuju masuk menjadi daerah Kasunanan, sehingga beliau memilih mundur dari jabatannya.



HARI JADI KABUPATEN BLORA
    
           Blora mulai berubah statusnya dari apanage menjadi daerah Kabupaten pada hari Kamis Kliwon, tanggal 2 Sura tahun alib 1675, atau tanggal 11 Desember 1749 Masehi, yang sampai sekarang dekenal dengan Hari Jadi Kabupaten Blora. Adapun Bupati pertamanya adalah Wilatikta.
 

1 komentar: