Sabtu, 12 Februari 2011

ASAL USUL NAMA BLORA



Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Jawa Timur ini memiliki sejarah panjang. Nama blora itu sendiri mengalami perubahan berulang kali dan kaya makna.
Blora terletak sekitar 127 km sebelah timur Semarang. Berada di bagian timur Jawa Tengah dan berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Rembang dan Kabupaten Pati Utara, Kabupaten Tuban dan Kabupaten bojonegoro di sebelah Timur, kabupaten Ngawi Selatan, serta kabupaten Grobogan di Barat.

Wilayah Blora terdiri atas dataran rendah dan perbukitan dengan ketinggian 20-280 meter dpl. Bagian Utara merupakan kawasan perbukitan, bagian dari rangkaian pegunungan Kapur Utara. Bagian selatan juga berupa perbukitan kapur  yang merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng, yang membentang dari Timur Semarang hingga Lamongan (Jawa Timur). Ibukota kabupaten Blora sendiri terletak di cekungan Pegunungan Kapur Utara.

          Separuh dari wilayah Kabupaten Blora merupakan kawasan hutan, terutama di bagian Utara, Timur, dan Selatan. Dataran rendah di bagian tengah umumnya merupalan areal persawahan. Sebagian besar wilayah kabupaten Blora merupakan daerah krisis air (baik untuk air minum maupun untuk irigasi) pada musim kemarau, terutama didaerah pegunungan kapur. Sementara pada musim penghujan , rawan banjir longsor di sejumlah kawasan.

          Kali Lusi merupakan sungai terbesar di Kabupaten Blora, bermata air di pegunungan kapur Utara (Rembang), mengalir ke arah Barat melintasi kota Purwodadi yang akhirnya bergabung dengan Kali Serang.
                                                                         Peta Kabupaten Blora


NAMA BLORA

          Menurut cerita rakyat, Blora berasal dari kata Belor yang berarti lumpur, kemudian berkembang menjadi mbeloran yang akhirnya sampai sekarang lebih dikenal dengan nama Blora. Secara etimologi Blora berasal dari kata Wai dan Lorah. Wai berarti air, dan Lorah berarti jurang atau tanah rendah.

           Dalam bahasa Jawa sering terjadi pergantian atau pertukaran huruf W dengan huruf B, tanpa menyebabkan perubahan arti kata. Sehingga seiring dengan perkembangan jaman kata Wailorah menjadi Bailorah. Bailorah menjadi Balora dan kata Balora akhirnya menjadi BLORA. Jadi, nama BLORA berarti tanah rendah berair. Ini dekat sekali dengan pengertian tanah berlumpur.
            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar