Sabtu, 12 Februari 2011

PERJUANGAN KELOMPOK SAMIN DI BLORA MENENTANG BELANDA


Perlawanan Rakyat Blora terhadap Pemerintahan Belanda yang dipelopori petani muncul pada akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20. Perlawanan petani ini tak lepas dari makin memburuknya kondisi sosial dan ekonomi penduduk pedesaan pada waktu itu. Pada tahun 1882 pajak kepala yang diterapkan oleh Pemerintah penjajah Belanda sangat memberatkan bagi pemilik tanah yaitu petani. Di daerah daerah lain di Jawa, kenaikan pajak telah menimbulkan pembrontakan petani, seperti peristiwa Cilegon pada tahun 1888. Selang dua tahun kemudian seorang Petani dari Blora mengawali perlawanan terhadap pemerintah penjajah yang di pelopori oleh Samin Surosentiko.

          Gerakan samin sebagai gerakan petani anti kolonial lebih cenderung mempergunakan metode protes pasif, yaitu suatu gerakan yang tidak merupakan pembrontakan radikal bersenjata.
Beberapa indikator penyebab adanya pembrontakan untuk menentang kolonial penjajah Belanda antara lain :
  1. Berbagai macam pajak diimplementasikan di daerah Blora
  2. Perubahan pola pemakaian tanah komunal.
  3. Pembatasan dan pengawasan belanda mengenai penggunaan hasil hutan oleh penduduk.
Indikator-indikator ini mempunyai hubungan langsung dengan gerakan protes petani di daerah Blora. Gerakan ini mempunyai corak militerisme. Penentangan terjadi di mana-mana oleh petani di seluruh wilayah Kabupaten Blora. Hingga akhirnya Pemimpin dan menyebar Saminisme yaitu Samin Surosentiko di tangkap dan di penjarakan. Meskipun pimpinan mereka di tangkap, pengikut ajaran saminisme tetap melanjutkan perlawanan terhadap Pemerintah Belanda.

3 komentar:

  1. Wah artikelnya bagus mas....mantabzzz.
    saya kira samin itu kayak suatu kelompok suku seperti dayak, bugis, tengger atau baduy...e...ternyata nama orang tho...mas klo bisa dilengkapi utk penjelasn ttg samin ini mas.Trims
    Salam.....

    BalasHapus
  2. ok, brow...masih investigasi dulu...
    penganut ajaran saminisme sekarang sudah hampir punah...bahkan cucu2 nya yg dlu kakek-neneknya pnganut samin aj, malah ga tahu tntang saminisme...

    BalasHapus
  3. Damai Sejahtera Nusantara.Wis wayahe pada eling,ojo
    percoyo sejarah gawean penjajah.tansah mecah belah.
    pada nulodho leluhur bangsa kita 'sing kabeh ajaran
    berbudi luhur bowo leksana,salahswijine Samin Surosentiko Hanuladani labuh bangsa.Nilai2 luhur wis nyawiji ono DASAR NEGARA PANCASILA.APA YANG SUDAH AKU BERIKAN UNTUK BANGSA INI?.Salam buat Wong Blora Mustika.harus bangga dengan pahlawan kita.

    BalasHapus