Sabtu, 12 Februari 2011

PEREKONOMIAN KABUPATEN BLORA






Blora dilalui jalan provinsi yang menghubungkan Kota semarang dengan Surabaya lewat Purwodadi. Jalur ini kurang begitu ramai jika dibandingkan dengan jalur semarang-Surabaya lewat rembang, karena kondisi jalannya yang kalah lebar.

Jalur kereta api melewati wilayah Kabupaten blora, namun tidak melintasi ibukota kapupaten. Jalur tersebut melintas di bagian selatan. Stasiun Kereta api di kabupaten Blora yang masih aktif adalah Doplang ,Randublatung,Wado dan Cepu. Untuk Kereta api Ekonomi KRD Tawang Jaya Atau  Kereta  Bisnis Blora Jaya Ekspress jurusan Cepu-Semarang bisa berhenti di stasiun Doplang Randublatung, wado dan Cepu. Stasiun Cepu adalah stasiun terbesar dimana kereta - kereta kelas Eksekutif dan Bisnis bisa berhenti seperti KA Argo Bromo Jurusan Surabaya-Jakarta.  Selain itu Blora juga memiliki alat transportasi lainnya seperti dokar, cikar, becak dan sebagainya.

Pertanian merupakan sektor utama perekonomian di kabupaten Blora. Daerah penghasil padi terbesar untuk kabupaten Blora adalah Kecamatan Kedungtuban dan Kecamatan Kradenan. Kedua kecamatan ini, sistem irigasi  sawahnya dengan memanfaatkan air  bengawan solo. di samping itu juga menggunakan sumur-sumur pompa mesin. 



Untuk sub-sektor kehutanan, blora adalah salah satu daerah utama penghasil kayu jati berkawalitas tinggi di pulau Jawa. Bahkan tak sedikit para pengusaha-pengusaha mebel luar negeri pesan bahan bakunya dari Blora. KPH Randublatung merupakan KPH terbesar di Kabupaten Blora yang  luas wilayahnya 34.464 hektar. Selain itu juga ada KPH Cepu dan KPH Blora.

Daerah Cepu sejak lama di kenal sebagai daerah tambang minyak bumi, yang dieksploitasi sejak era Hindia Belanda. Blora mendapat sorotan international ketika kawasan Blok Cepu ditemukan cadangan minyak bumi sebanyak 250 juta barel. Bulan Maret 2006 kontrak Kerjasama antara Pemerintah dan Kontraktor (PT. Pertamina EP Cepu, Exxon Mobil cepu Ltd, PT Ampolex Cepu telah ditandatangani, dan Exxon Mobil Cepu Ltd diyunjuk sebagai operator lapangan, sesuai kesepakatan Joint Operating Agreement (JOA) dari ketiga kontraktor tersebut, perkembangan terakhir untuk saat ini Plan Of Development (POD) I Lapangan Banyu Urip telah di sahkan Menteri ESDM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar