Senin, 24 Maret 2014

Gelandangan Terserempet Kereta Api di Kedungtuban Dibiarkan Tergeletak di Pinggir Rel

 Seorang gelandangan korban terserempet kereta api tergeletak di tepi rel, secara swadaya warga sekitar menolong memberikan makan dan minum ala kadarnya.
BLORA. Lelaki paruh baya yang tidak dikenal identitasnya, sudah seminggu ini tergeletak dibawah tenda ala kadarnya di pinggiran rel kereta api yang berada di Dukun Tanduran, Desa Kemantren, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora. Menurut pengakuan sejumlah warga sekitar, korban yang diduga menderita gangguan jiwa itu terserempet kereta api yang melintas di jalur tersebut.
Setelah mengetahui peristiwa tersebut warga langsung melaporkan ke pemerintahan desa setempat dan ditindaklanjuti dengan melaporkannya ke Muspika Kedungtuban. Namun telah seminggu paska kejadian belum juga ada penanganan awal, seperti membawa korban untuk mendapat pengobatan di puskesmas maupun rumah sakit.

Karena kondisi kejadian berada diarea persawahan dekat dengan perkampungan Dusun Tanduran, oleh warga sekitar dibuatkan tenda ala kadarnya. "Jadi selama seminggu ini, korban tinggal di tenda itu. Makan minum juga atas uluran tangan warga terdekat," kata Agus Riyanto, warga Desa Ngraho, Kecamatan Kedungtuban, kemarin.

Agus yang datang karena mendengar informasi dari beberapa warga itu datang bersama tim Unit Emergenci Respon (UER) Kedungtuban yang merupakan wadah kepemudaan Kedungtuban yang peduli dan aktif menangani permasalahan sosial di masyarakat. Menurut Agus, dari penuturan warga sekitar kejadian terserempetnya orang gila (Orgil) itu pada Sabtu malam (15/3/2014) seminggu lalu.

"Sudah 1 minggu tak ada penangan. Kami merasa prihatin, apalagi paska mendapat laporan, ada beberapa orang dari muspika yang datang, namun hanya mengambil foto saja tanpa mengambil langkah pengobatan," ujarnya.

Menurut Agus, semestinya petugas PT KAI sudah mengetehaui adanya korban yang terserempet kereta karena informasi tersebut cepat berkembang. "Apalagi di Desa Wado yang bersebelahan dengan desa tempat kejadian itu ada stasiun kereta. Kalau misalnya mereka sudah tahu dan tidak mengambil tindakan, hal itu sangat disayangkan," imbuhnya.

Akibat peristiwa itu korban mengalami luka dibagian pantat dan punggungnya. Luka itu masih belum kering dan terlihat semakin parah karena sampai saat ini tidak dapat penanganan medis.

"Kasihan sekali, kita berharap ada kepedulian dari PT. KAI untuk merawat kesehatannya," tandas Agus.

Sambil menunggu kepeduliaan dari masyarakat maupun lembaga yang mestinya bertanggungjawab atas insiden ini, Agus bersama UER Kedungtuban membantu membuatkan tenda yang lebih layak.

"Bagaimanapun orgil juga manusia yang juga bisa merasakan sakit. Semoga dengan perbaikan tenda itu bisa membantu kondisi kesehatannya agar tidak kehujanan dan kepanasan," pungkas Agus. (infoblora)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar