Tapan Sumengko adalah sebuah tempat yang sampai saat ini dipercaya oleh masyarakat setempat, terutama masyarakat Dusun Sumengko sebagai areal yang di keramatkan. Lokasinya sekitar 8 km dari pusat Kota Randublatung, tepatnya di area Perhutani di petak 68 RPH Sumengko BKPH Boto KPH Randublatung, luasnya mencapai 1,9 ha.
Konon tempat ini dijadikan tempat pertapaan oleh leluhur dusun Sumengko dan sampai saat ini hawa magis masih terasa disekitar lokasi. Tempat ini berupa tanah dengan rimbunan pepohonan yang besar dan lapangan cukup datar yang ditengahnya terdapat pohon dimana dibawah pohon tersebut leluhur dusun ini melakukan pertapaan. Lain waktu lain sejarah, lokasi ini sekarang hanya di gunakan untuk acara-acara tertentu seperti “Sedekah Bumi” untuk memohon berkah dan keselamatan bagi dusun Sumengko. Ritual pertapaan dan acara lainnya saat ini hanya tinggal cerita yang tersimpan sebagai sejarah yang sesekali menjadi bahan cerita untuk anak cucu.
Sedekah Bumi yang dilakukan di lokasi ini menjadi suatu tradisi yang dilaksanakan setiap tahun pada bulan suro hari Jumat Pahing. Berbagai makanan dan sesajian menjadi prasyarat dalam upacara Sedekah Bumi. Upacara ini juga diikuti oleh seluruh masyarakat dusun Sumengko Desa Bodeh yang setiap tahun hampir tidak melewatkan upacara ini. Menurut seorang nara sumber, dalam lokasi ini pengunjung atau siapa pun tidak boleh melakukan hal-hal yang sifatnya negatif atau mengganggu penghuni kawasan ini,. Apabila hal tersebut dilanggar maka akan berdampak negatif atau akan terjadi hal-hal aneh yang menimpa si pelanggar. Konon menurutnya siapapun tidak boleh membawa hewan peliharaan atau membuang kotoran menghadap ke arah sumber mata air (sendang) yang ada di sebelah utara Tapan Sumengko. Tidak heran kalau lokasi ini bersih dari kotoran hewan atau manusia dan keberadaannya tetap dijaga dan dipertahankan.
Kita memang harus bersikap dan menyikapi masalah tersebut. Cara pandang yang bijak adalah bagaimana kita mengkolaborasikan antara kepentingan perusahaan dalam hal ini Perum Perhutani dengan budaya masyarakat setempat sehingga dapat terjalin hubungan yang harmonis . Kita memandang bahwa manusia itu hidup dengan budaya dan berbudaya. Seperti halnya yang terjadi di Dusun Sumengko, mereka mempunyai budaya dan tradisi yang sangat kental dengan kepercayaan yang terkadang tidak dapat diukur dengan logika. Untuk itu kita harus menghormati budaya tersebut dan usaha yang kita lakukan tidak merubah atau bahkan menghilangkan budaya yang sudah sejak lama melekat dalam kehidupan mereka.
Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua,
BalasHapusSengaja ingin menulis sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang kesulitan masalah keuangan
Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar 750juta saya sters hamper bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu dengan kyai ronggo, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI RONGGO KUSUMO kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan penarikan uang gaib 3Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 3M yang saya minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada. Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya sering menyarankan untuk menghubungi kyai ronggo kusumo di 082349356043 situsnya www.ronggo-kusumo.blogspot.com agar di berikan arahan. Toh tidak langsung datang ke jawa timur, saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sama baik, jika ingin seperti saya coba hubungi kyai ronggo kusumo pasti akan di bantu