Jumat, 30 November 2012

ENTHUNG JATI KULINER KHAS BLORA



Setiap bulan November-Desember ada satu fenomena unik yang muncul di hutan jati. Segerombol masyarakat terlihat sedang memungut sesuatu dari lantai hutan. Coba tebak, apa yang mereka pungut ?.. Bukan buah jati atau jamur, tetapi “ungker” ulat jati. .

Blora yang terkenal dengan hutan jatinya, setiap tahun pada masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan atau laboh, warga di sekitar hutan mengalami panen ungker atau enthung (kepompong dari ulat daun jati).  Dibulan November-Desember seperti sekarang, kepompong ini demikian melimpah di daerah-daerah di mana pohon jati tumbuh dengan baik seperti di Tuban, Gunung Kidul, Bojonegoro, Rembang, Jepara dan Blora.


Kondisi geografis kabupaten Blora adalah bertanah kapur. Tanaman yang cocok untuk keadaan ini adalah pohon jati. Pada musim hujan, ketika daun jati bersemi, banyak ulat yang memakan habis daun-daunnya. Namun warga sekitar hutan justru mensyukuri hama ini karena dapat dimakan. Ulat ini berwarna coklat muda sampai hitam.
Ketika masih dalam bentuk ulat, dia akan memakan habis daun jati hingga tersisa kerangkanya saja. Begitu tiba waktunya untuk bermetamorfosa jadi kepompong, ulat ini akan turun dari atas pohon ke tanah. Caranya dengan terjun menggunakan air liurnya yang membentuk sulur. Mirip yang dilakukan oleh binatang laba-laba atau spiderman.
Sesampai di tanah, dia akan mencari tempat tersembunyi. Biasanya di balik daun atau batu. Di situ, dia membungkus dirinya dengan air liur dan butiran tanah, kemudian bertapa untuk berubah bentuk menjadi kepompong. Warnanya coklat tua dan permukaannya licin. Nah kepompong inilah yang enak dimakan. Musim ungker seperti ini bagi warga di sekitar hutan memang merupakan berkah tersendiri, karena mereka akan mendapat penghasilan tambahan.

“Pados ungker ngeten niki abot, kedah betah gatel lan dicokot jengklong. (Mencari ungker seperi ini berat, harus tahan gatal dan digigit nyamuk),” tutur Umi, penjaja ungker di jalan raya Blora-Randublatung.
Penuturan bocah yang masih kecil ini,  bukan berarti menakut-nakuti. Untuk mencari ungker, seseorang harus masuk ke hutan dan berjam-jam membolak-balik daun jati kering karena ungker banyak terdapat di balik daun jati yang sudah jatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar